Skip to main content

Kekerasan Anak anak Di sekolah

Kekerasan Anak anak Di sekolah - Benarkah kekerasan ini disebabkan pendidikan sekolah yang salah? Apakah kejadian-kejadian ini timbul karena pengaruh faktor budaya teknologi yang dengan cepat merambah semua lini? Hingga televisi dan internet yang bisa di akses dengan lebih mudah?. Sebenarnya, kasus kekerasaan ini tidak menyenangkan untuk dibahas, cukup dijadikan cermin ke dalam diri sendiri tanpa menyalahkan siapapun. Saya sendiri belum berhasil sepenuhnya melepaskan diri dari perilaku kekerasan.

Saya pernah berdiskusi dengan Ayah sewaktu masih duduk di Sekolah Menengah Pertama. Berawal dari perkelahianku dengan beberapa teman di kelas. Ayah tidak serta merta membelaku, namun juga tidak serta merta menyalahkanku. Beliau menanyakan terlebih dahulu apakah saya baik-baik saja setelah kejadian itu, juga menanyakan bagaimana perasaanku setelah berhasil memukul temanku. Baru setelah itu semua, beliau menanyakan sebab musabab saya memukulnya dan mengingatkan agar hal yang sama jangan pernah terjadi lagi.

Beliau mengatakan bahwa semua yang saya lakukan merupakan hasil dari kesalahannya juga. Mungkin karena terlalu sibuk bekerja, bisa juga terlalu membebaskan menonton televisi, dan juga bisa jadi karena pernah melihat beliau memukul kakakku hanya karena kakak salah ucap. Dengan suara berat beliau mengatakan, apapun ucapan orang tidak perlu ditanggapi dengan emosi, emosi akan membawamu ke negeri entah berantah yang menyesatkan. Dan juga, kalau tidak ingin membuat orang lain emosi maka berhati-hatilah dalam mengucap sesuatu. Ayah pun berjanji tidak akan pernah melakukan kekerasan lagi dalam mendidikku.

Belajar dari hal ini, saya memandang kasus kekerasan anak-anak di sebuah Sekolah Dasar di Sumatera Barat dengan miris. Semua ini berawal dari rumah dan lingkungan masing-masing anak yang terlibat tersebut. Entah apa yang sudah diajarkan oleh orang tua mereka ketika berada di rumah dan lingkungannya. Saya sendiri masih ingat betul, betapa lingkungan saya mengajarkan saya untuk “membenci” dan atau takut kepada orang kaya, non muslim dan etnis china.

Bisa jadi, lingkungan anak-anak tersebut mengajarkan untuk dengan mudah melakukan kekerasan baik secara verbal maupun fisik. Dari mulai di dalam rumah kemudian tetangga hingga mungkin guru-guru di sekolah. Namun apakah patut hanya menyalahkan guru-guru di sekolah? Tidak. Karena tanggung jawab moral sebenarnya ada pada orang tua. Orang tua yang harus bisa memilah mana yang patut di tiru dan mana yang tidak patut.

Kekerasan anak-anak ini masih banyak terjadi di lingkungan masyarakat bahkan pelosok. Banyak yang lingkungannya mengajarkan kebencian baik secara frontal maupun tidak kepada yang tidak seagama, atau kepada etnis lain. Budaya takut atau tunduk kepada orang kaya juga bisa menyebabkan penyakit hati yang berujung pada kekerasan terhadap satu sama lainnya. Masih terngiang di ingatan saya, saat memukuli seorang anak yang terlahir dari keluarga kaya. Hanya karena anak itu terlahir kaya, dan akhirnya lahir kebencian dikarenakan “takut” yang berlebihan terhadap orang kaya.

Kekerasan anak-anak ini masih jadi Pekerjaan Rumah bagi masing-masing orang tua. Para orang tua harus berani memulai untuk tidak membanding-bandingkan anak-anaknya dengan anak lain, orang tua harus berani menghentikan perkataan mereka yang cenderung menyakiti perasaan (verbal bullying) anak-anak mereka, orang tua harus mulai bisa memilah mana yang layak dibaca atau ditonton saat dirumah. Bahkan orang tua juga harus memulai untuk adil memandang sesuatu meski harus menyakiti perasaan sendiri karena harus menerima saat anaknya berbuat salah. Para bapak harus berhenti menyakiti ibu di depan mata anak-anaknya baik verbal maupun fisik, para ibu harus berhenti membantah bapak di depan mata anak-anaknya baik verbal maupun fisik.

Pendidikan selalu berawal dari rumah, tidak ada pendidikan yang berawal dari sekolah. Menempatkan sekolah sebagai gantungan untuk mendidik sepenuhnya anak-anak, sama dengan melemparkan tanggung jawab sebagai orang tua terhadap anak-anak, dan bila ini terjadi maka selayaknya anda sebagai orang tua jangan pernah punya anak. Mendidik anak dengan baik, akan membangun negara dengan baik secara tidak langsung. Yuk, kerjakan PR ini bersama-sama. Kekerasan anak-anak ini harus bisa dihentikan sejak dari rumah.

Tuhan pun menitipkan anak kepada orang tua bukan sekolahnya.
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar